Error: No feed found.
Please go to the Instagram Feed settings page to create a feed.
Traveling ke Turki bukan keputusan tiba-tiba yang aku dan Sasnita buat. Jauh sejak corona menyerang Maret 2020 lalu, negara ini sempat muncul menjadi salah satu tujuan destinasi kami. Tapi apa daya, corona yang menang hahaha. Bersyukurnya rejeki kami datang ngga lama sesudah itu. Setelah banyak persiapan kantong, fisik, dan mental *elaaah kami pergi di Januari 2022. Nih, aku bagi beberapa informasi yang menurutku penting dari sebelum dan selama traveling ke Turki sampai kembali ke Indonesia.
Hal terpenting yang menentukan kamu akan sampai Turki atau ngga tentu saja tiket pesawat ehehee. Dari awal kami memutuskan untuk langsung pesan tiket PP karena memang jatah libur yang ngga banyak, mau ngga mau kami harus pulang di tanggal itu. Yaa naudzubillah berharapnya jangan sampe tiba-tiba ada kejadian tak terduga yang buat kami harus extend. Dan jujur aja, kalau kami perpanjang, harga tiket auto berubah mahal banget.
Selain itu yang harus disiapkan jauh-jauh hari adalah penginapan. Ini termasuk bagian yang capek sih, karena tentu kami harus sudah tau mau pergi ke mana sebelum menentukan penginapan. Jadi, kami booking hotel cukup mepet sekitar sebulan sebelum berangkat. Ohya, dan ini hal yang akan dibutuhkan untuk isi data sebelum masuk Turki.
Cek Itinerary dan Budget ke Turki!
Isu-isu kalau warga negara Indonesia ngga perlu mengajukan visa untuk bisa berkunjung ke Turki sebenernya sudah muncul sebelum kami berangkat. Tapi ditunggu-tunggu kok ngga ada update terbaru, jadi kami putuskan untuk mengajukan sekitar satu bulan sebelum keberangkatan. Caranya amat sangat gampang, sambil rebahan juga bisa banget, asal ada duit di bank, ya! Tinggal buka website ini dan ikutin semua langkah-langkahnya. Setelah isi semua data, di bagian akhir kamu harus bayar e-visa sebesar USD35 atau kalau dikonversikan sekitar IDR 540.000. Bayar paling gampang adalah pakai kartu kredit, ya, guys.
Oya, pengajuan e-visa ini bisa banget bahkan 2 hari sebelum keberangkatan karena setelah bayar e-visa langsung jadi! Secepat kilat sat set wat wet pokoknya. By the way, informasi terakhir yang aku dapat sebelum berangkat kemarin adalah WNI sudah bisa masuk Turki tanpa visa. Faktanya, di imigrasi Indonesia aku masih diminta untuk menunjukkan visa ini. Sedangkan di imigrasi Turki aku sama sekali ngga ditanya visa sama sekali, sepertinya semua data sudah tersinkronisasi dengan baik di sana. Jadi, saranku cari info paling baru sebelum apply e-visa, ya.
Hal penting dan wajib harus ada sebelum tiba di Turki adalah HES Code atau Hayat Eve Sığar. Ini tuh semacam QRcode yang akan dipakai sebagai tracking ke mana saja kita pergi. Kalau di Indonesia semacam App Peduli Lindungi, gitu. Nah, ketika ngisi data salah satu yang harus dimasukin adalah informasi lengkap alamat yang kita tuju selama di Turki. Gampangnya, tinggal masukin alamat lengkap hotel, aja.
Pendaftaran ngga bisa dilakukan jauh-jauh hari ya, at least 5 hari dan maksimal 72 jam sebelum keberangkatan. Caranya juga gampang, tinggal isi data di situs resmi ini dan ngga ada biaya sama sekali.
Ini sebenernya yang bikin berat, Bund. Indonesia masih memberlakukan karantina buat semua pejalan luar negeri. Well, karena bukan TKI dan bukan pelajar yang udah lulus dari luar negeri ataupun punya kenalan orang dalam wkwkwk, kami harus booking hotel secara mandiri. Kami baru pesen hotel sekitar 2 hari sebelum kembali ke Indonesia. Ini setelah lama nunggu siapa tau kebijakan karantina turun lagi jadi 5 hari gitu, kan, ehehehe. Tapi kemarin kami dapet jatah karantina 7 hari, guys.
Saranku, sih, jangan traveling sendirian, mahal banget ongkos kalau karantina sendirian! Oh, bukti QRcode pemesanan hotel harus udah ada pas nanti tiba di bandara. Kamu ngga akan boleh keluar dari bandara kalau ngga ada bukti ini. Kemarin Sasnita cari info di Google dan IG trus dapat kontak mereka, jadi bisa booking lewat WA/Email.
Kewajiban sebelum berangkat selanjutnya sudah pasti PCR. Keberangkatan internasional masih mewajibkan ini meskipun sudah vaksin 2x. By the way, Turki ngga pilih-pilih soal vaksin, guys, jadi mereka menerima semuanya asal udah 2x. Semua data ini nanti akan diminta ketika check in di bandara. So, persiapkan diri dan kesehatan sebelum berangkat. Jangan sampai pilek, pusing, batuk atau apapun pokoknya. Ngga lucu, to, kalau semua sudah fix ternyata pas PCR positif. Naudzubillah, jangan sampe!
Pertama-tama untuk tetap bisa berinteraksi dengan dunia maya, aku ngga begitu menyarankan beli kartu internet di sana, karena tergolong mahal apalagi kalau beli di bandara. Di Turki ada tiga provider yang bisa dipilih yaitu Turkcell, Turk Telecom, dan Vodafone. Tapi karena kami agak buta arah dan perlu maps buat ke mana-mana akhirnya beli di luar bandara. Kami beli 10gb untuk berdua selama 11 hari di sana dan itu masih sisa. Pokoknya dihemat banget, karena keperluan buka IG dan sosmed lain kami selalu mengandalkan wifi hotel.
Ini hal penting lainnya yang harus jadi pertimbangan. Mata uang utama Turki adalah Lira, tapi di tempat wisata yang ramai seperti Cappadocia mereka menerima tiga mata uang yang berbeda yaitu Turki, Euro, dan Dollar. Sayangnya, ketika pindah ke provinsi lain, banyak yang hanya mengandalkan Lira. Kemarin sebelum berangkat seorang teman yang kuliah di sana sempat menyarankan untuk tukar di Turki daripada di Indonesia sebelum berangkat karena lebih murah. Tapi ternyata ngga selalu, guys, apalagi banyak tempat yang ngga menerima Rupiah. Kalau kamu butuh uang cash selama traveling di sana, saranku tukar beberapa di Indonesia dulu, at least ada pegangan gitu. Tapi kalau kamu ngga mau ribet bawa banyak uang, sekalian aja tukar di Turki tapi jangan di dalam bandara, ya, mahal bwanget!
Info lain kalau mau tarik uang dari ATM pakai credit card, please cek dulu exchange rate kartu kamu dan fee admin yang akan berlaku. Kemarin aku pake Jenius dan setiap tarik uang fee admin-nya IDR 25.000, dan exchange rate mereka cukup mahal. Kemarin nilai tukar Lira sekitar 1000 sekian, tapi pas cek di Jenius ternyata 1200an. Ini berasa banget kalau kamu ambil dalam jumlah besar. Kalau mau lebih simple adalah transaksi cashless, karena banyak tempat yang ngga harus pakai uang tunai. Tapi ya gitu, tetep ada hitungan lebih yang berlaku tergantung seberapa banyak transaksi yang dilakukan, dan ini ngga semenyakitkan kalau tarik di ATM.
Menyoal biaya transportasi selama di sana amat bisa dihemat dengan menggunakan kart atau kartu yang berlaku di kota tersebut. Karena Turki luas sekali, jadi hampir di setiap provinsi punya kartu masing-masing. Contohnya di Istanbul ada Istanbulkart, di Ankara ada Ankarakart dan seterusnya. Aku pribadi ngga beli sama sekali kemarin. Pertama karena kami pindah-pindah tempat cukup sering, jadi sekali jalan bisa langsung beli di loketnya. Bisa dibilang jauh lebih mahal terutama di Istanbul yang lebih sering pakai transport umum. Sedihnya lagi, pas mau beli Istanbulkart di mesin warna kuning yang tersedia di dekat stasiun atau pemberhentian gitu, selalu habis atau mesinnya rusak.
Anyway, setauku, kalau mau beli Istanbulkart, harus ada proses yang dilalui dulu sebelum kartunya aktif dan bisa digunakan. Kalau ngga salah harus masukin HES Code di web apa gitu namanya aku lupa ehehehe. Boleh cari info dulu soal ini, guys.
Well, balik lagi ke rutinitas sebelum terbang, yaitu PCR. Aku kemarin ambil PCR di hotel karena mereka menyediakan itu dengan harga 180 Lira yang cukup murah kalau dibandingkan sama Indonesia. Harganya bervariasi juga karena ada beberapa informasi yang aku lihat di hotel lain lebih murah dari ini. Hasilnya keluar cukup cepet, kok. Aku tes pagi sekitar jam 9, dan sudah dikirim ke WhatsApp jam 4 sore pas banget sebekum check in.
Hal terakhir sebelum benar-benar mendarat di Indonesia adalah konfirmasi ulang hotel yang udah di booking buat karantina. Kemarin kebetulan ketemu sama orang yang ternyata QRcode bukti booking hotelnya di cancel sama pihak hotel dan harus konfirmasi ulang. Ini lumayan menghabiskan waktu karena harus nunggu lagi di bandara dan antrian untuk PCR ngga pendek. Jadi, lebih baik pastiin kode booking hotelnya masih berlaku.
Hmm, apalagi, ya? Kayanya kurang lebih ini poin-poin penting yang harus disiapkan sebelum traveling ke Turki. Kalau kamu mau, bisa juga tambah pakai asuransi kesehatan apalagi di kondisi yang seperti ini. Jadi kalau ternyata sakit di sana, coveragenya ngga akan terlalu mahal.
Oh, semua dokumen ini ngga perlu di print, ya. Bisa didownload dalam bentuk pdf atau screnshoot dan disimpen di hape, aja. Aku pribadi buat folder khusus untuk simpan semua dokumen yang diperlukan termasuk sertifikat vaksin pertama dan kedua, guys!
Jadi, kapan mau traveling ke Turki?
5 Comments
[…] Cek juga Persiapan Sebelum Berangkat ke Turki […]
kak maaf mau nanya, untuk kebutuhan kakak beli tiket pesawat dan bus antar kota di turki melalui aplikasi atau web apa? thank u before..
halo, kemaren ak beli tiket pesawat di website maskapainya langsung. kalau bus antar kota ada yg beli di loket di terminal gitu, sama beli di website obilet. coba cek di tulisanku soal transportasi turki, ya, insyaa allah lebih lengkap
kita mo ke turki 29 dec-7jan 2023 ini …. mayan ada yg nulis blog nya hehehe, tapi skarang g perlu urus visa sama sekali kan ? lgs bawa buku paspor ( bukan epaspor) ??? kita pake watar jd turun di doha g pake visa kek emirates yg di dubai
haloo, semoga bermanfaat yaa infoya ehehe
info terakhir sih ngga pake visa sama sekali, cuma bawa paspor aja.