Error: No feed found.
Please go to the Instagram Feed settings page to create a feed.
Danau Lut Tawar menurutku adalah daya tarik utama dari ibu kota kecil Takengon, Aceh Tengah. Bahkan, sebelum turun ke bawah mendekati danaunya, sudah sempat terlihat dari atas cantiknya danau yang luas ini. Udara dingin, duduk pinggir danau, dan ditambah nikmatnya kopi gayo. What do you need more, then? Eits, tapi kalau mau keliling muterin Danau Lut Tawar, bisa banget, lho! Nih, ada beberapa tempat buat kamu singgah dan menikmati pemandangannya dari sisi yang berbeda.
To be honest with you, I was raring to go to see this place at the first time. Tapi ketika turun ke bawah dan melihat lebih dekat, kekecewaan yang terjadi lagi-lagi karena terlalu banyaknya pernak pernik yang sama sekali tidak membuat tempat ini tambah cantik. Tau, kan, yang dicat warna warni, gitu. Padahal menurutku dermaga yang menjorok ke danau ini akan lebih kyut kalau pakai warna alami kayu, aja. Tapi yaweslah, kok aku malah ngedumel ngga jelas gini.
Anyway, tempat ini worth to visit, kok. Kemaren aku suruh bayar 5000 buat masuk ke area ini, belom ditambah biaya parkir di pinggir jalan. Oh, jangan lupa ambil foto dari atas dan bawah juga, ya!
Well, namanya cukup unik, ya, dan lumayan susah juga buat diingat ehehe. Tempat yang menurutku cukup cantik ini lebih enak buat dipake nongkrong agak lama. Selain karena ada dermaga yang menjorok ke danau, ada juga beberapa tempat duduk di sana. Lebih enak kalau dinikmati pagi atau menjelang sore, sih, demi menghindari kulit gosong, Bund. Eh iya, ada beberapa warung dan spot duduk juga yang di bawah pohon sebenernya. So, kalau kamu ternyata sampai sana siang, bisa sekalian nunggu sore aja, deh.
Ohya, lokasinya ngga keliatan kalau dari pinggir jalan. Jadi harus masuk dikit ke gang diantara rumah-rumah warga gitu. Tapi, seharusnya ada penanda pinggir jalan ngga, sih? *aku ngga ngeh sih kemaren soal ini ehehe~
Tempat lain yang sempat aku datangi ngga lama setelah tiba di Takengon adalah Hotel Renggali. Ngga harus nginep di sana untuk bisa nikmatin pemandangan dari pinggir hotelnya. Kemaren, sih, aku tinggal masuk trus parkir motor dan turun ke bawah. Enak banget tempatnya dan hotelnya juga cantik. Aku makin makin senang karena pas datang ke sana sore itu, ada pelangi cantik muncul di antara gunung-gunung di sana. Terharuuu~
Kalau bosen banget sama yang ala-ala dermaga, bisa banget mampir ke sini. Areanya luas dan akan cucok meyong kalau dipakai buat camping rame-rame gitu. Atau kalau ngga, ya piknik aja bawa tiker dan jajanan dimakan bareng-bareng. Deuuhhh endolita estaurina!
Tempat terakhir yang aku kunjungi adalah Tanggul Mendale. Sebenernya aku baru tau kalau namanya ini pas nulis ceritanya ehehe. Maklum ngikut yang nyetir, jadi pasrah mau dibawa ke mana hubungan kita. Lokasinya dekat dengan area kota dan lumayan nyempil lewat jalan-jalan kecil. Yang jadi andalan dari tempat ini apalagi kalau bukan tulisan Danau Lut Tawar dengan gunung dan danau sebagai backgroundnya. Biar berasa lebih sah kali yaa kalau udah pernah ke sini wkwkwk.
Masih kurang? Well, kemaren aku ngga sempat ngiterin danau ini jadi ngga bisa kasih terlalu banyak rekomendasi spot-spot foto bagus. Padahal ada beberapa tempat yang bisa didatangi untuk menikmati Danau Lut Tawar dari ketinggian. Anyway, seyuyurnya, mau dari mana aja ngambil foto, tempat ini effortlessly beautiful. Ngga usah banyak gaya, berdiri diem aja udah cantik. Pemandangannya maksutnya ehehehe. Candaaa~
Dah ah, langsung cus berangkat sana buat membuktikan apa yang udah aku ceritain. Jangan lupa mampir di post rekomendasi kuliner khas Takengon yang ngga boleh dilewatkan. Oke?
1 Comment
[…] udah sempet cerita dikit soal Tanah Gayo di sini. Sekarang mau sambungin dikit sama makanan khas yang ngga bakal bisa ditemuin di tempat manapun […]