Error: No feed found.
Please go to the Instagram Feed settings page to create a feed.
Salju di Bursa adalah salah satu target utama dari lima provinsi yang kami kunjungi di Turki. Tentu saja bukan karena wisata kota atau tempat bersejarahnya, melainkan demi memenuhi wishlist manusia dua musim. Iya, buat apa kami ke Turki di musim dingin kalau ngga bisa merasakan salju, to? Mari lihat senorak apa kami!
Menyoal cuaca emang ngga ada yang bisa menduga, sih. Meskipun dinginnya udah pake banget di bulan Januari itu, tapi ngga ada yang bisa memastikan kapan salju akan turun. Dari ketiga provinsi yang kami datangi sebelum Bursa, belum sekalipun kami melihatnya. Bahkan resepsionis hotel kami bilang, tahun itu salju memang datang terlambat. Baiklah, meskipun di Cappadocia sempat di-PHP cuaca dan gagal terbang, kali ini kami ngga akan gagal! Makanya kami merasa keputusan yang sangat tepat untuk menjemput salju di Bursa. Kami akan pergi ke gunung di mana salju sudah pasti turun lebih dulu di sana. Yeay!
Ohya, sekitar akhir Januari sampai Februari sepulangnya kami dari sana, Turki dilanda hujan salju yang cukup ekstrem. Bahkan penerbangan dibatalkan dan bandara juga ditutup. Jadi, kalau memang targetnya menikmati winter di Turki, please siapkan diri dan segala kemungkinan yang terjadi.
Syukurnya, niat bersambut dan semesta mendukung. Pagi itu ketika membuka jendela kamar, kami melihat salju turun tipis-tipis. Mau tau senorak apa? Kami langsung auto ambil handphone dan tentu saja merekam salju pertama. Ngga pake babibu lagi, melihat pertanda bagus ini kami segera siap-siap buat keluar sarapan dan menuju ketinggian 2543 mdpl.
Untuk menuju gunung tertinggi di Marmara, Gunung Uludağ, pilihan yang kami tahu adalah dengan taksi dari kota menuju Bursa Teleferik. Tempat ini adalah stasiun utama cable car untuk menuju Uludağ. Wajib banget, sih, buat naik kereta gantung satu ini. Selain karena termasuk yang terpanjang di dunia, kalau kamu beruntung dan cuaca bagus, kamu bisa melihat pemandangan yang sungguh cantik!
Fyi, total panjang cable car ini kurang lebih 8,3 km yang artinya memakan waktu cukup lama untuk tiba di stasiun terakhir. Ada kayanya hampir 1 jam digantung-gantung di atas. Tapi ngga usah khawatir, ada pos diantara keduanya yang bisa dipakai untuk istirahat. Kalau mau merasakan sensasi yang berbeda, bisa banget naik mobil dulu trus naik cable car – asal jalan masih bisa diakses, ya. Lumayan, tuh, bisa dapet tarif lebih murah karena naik dari stasiun yang berbeda. Kalau kami, sih, satu-satunya pilihan naik ya dari Teferrüç Station.
Stasiun pertama Kadiyayla berada di ketinggian 1231 meter. Meskipun namanya stasiun, tapi penumpang ngga bisa turun di sini. Jadi ini, tuh, hanya tempat berhenti beberapa detik doang trus lanjut lagi ke stasiun berikutnya. Nah, kalau mau berhenti dan menikmati spot pertama adalah di Sarialan Station yang berada di ketinggian 1635 meter. Di tempat ini, pengunjung bisa jajan, cari yang anget-anget, beli jaket atau sepatu dan peralatan lain kalau memang perlu, dan tentu saja bermain salju di luar!
Mau tau ngga apa yang kami lakukan pertama kali setelah keluar dari stasiun dan disuguhi pemandangan serba putih? Tentu saja ambil ancang-ancang dan menembus hujan salju di depan sambil senyum from ear to ear. Masih bisa ngerasain speechless-nya di momen itu, sampai bingung harus ngapain dulu. Tapi hati nurani menuntun kami untuk berlari, memakan salju langsung dari langit, melempar salju dan kembali masuk sebelum membeku kedinginan. Puyeng karena digantung-gantung di kereta gantung otomatis hilang dalam sekejap. Alhamdulillaaah, anak tropis ngerasain salju juga!
Kami cukupkan dulu pemberhentian sementara di Sarialan dan segera naik kereta selanjutnya. Masih ada stasiun terakhir yang menunggu kami di atas, Kurbağa Kaya. Stasiun terakhir dengan ketinggian 1810 meter ini berisi resto, café, penyewaan alat ski dan tentu saja gerbang menuju gunung salju yang luas. Selain itu banyak hotel di daerah sini, yang tentu saja seru kalau nginep meskipun semalem. Sayangnya saat itu kami belum punya kesempatan buat booking. Apalagi alasannya kalau bukan karena mihil eheheh. Semoga next time, ya!
Alright, sebelum memulai kehebohan part 2, kami harus isi tenaga dulu. Hal pertama yang kami lakukan di sini adalah memesan coklat panas dan sepotong kue pengganjal perut. Setelah itu duduk cantik di salah satu sofa dekat jendela kaca besar dengan pemandangan yang sungguuuuh cantik! Tentu saja hal menyenangkan seperti ini ngga akan kami pendam sendiri. Sambil mengumpulkan energi, segera saja kami melakukan video call ke orang-orang terdekat. Ini lho, gaess, aku udah lihat salju depan mata! Wkwkwk.
Nah, karena cuaca sedang amat sangat cerah, kami melangkah mantap keluar stasiun. UWOOOOOOW! Canteeek kaleeeee! Apa yang ada di depan mata adalah hotel-hotel yang berjejer, gunung salju yang tinggi, kursi-kursi café yang tertutup salju dan tentu saja hamparan salju yang sungguh luas. Plus, hujan salju yang turun tipis-tipis. Ini sih, udah mirip sama latar adegannya Cheo Song Yi sama Do Min Joon wkwkkw.
Yok! Ini saatnya untuk melakukan kegilaan yang sudah disiapkan sebelumnya! Pertama tentu saja yang bikin penasaran dari dulu adalah makan salju. Bodo amat ini salju mengandung apaan, yang penting aku bukan lagi merasakan kembang es di kulkas jadul lagi. Ahhh, fresh from the sky! Hal kedua yang ngga boleh terlewatkan adalah goler-goleran di atas salju, dong! Anggap aja di kasur sendiri wkwkwkw. Kalau udah puas, ya, tentu saja menjatuhkan diri ke atas tumpukan salju. Pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Banyakin doa biar ngga tiba-tiba jatuh di atas batu atau benda-benda lancip gitu. All done! Mission completed! Sumpah, seneeeeng banget rasanya.
Trus, dingin ngga? Well, rasanya bukan dingin, tapi beku wkwkwk. To be honest, ngga berasa banget gitu, lho, karena dinginnya ngga seberapa dibanding senengnya kami menikmati itu semua. Kalau emang udah ngga kuat sama dinginnya, kami kembali masuk ke dalam café, istirahat bentar sambil minum lagi coklat panas yang kami titipin ke baristanya. Kalau tenaganya sudah cukup penuh, ya main lagi di luar dong. Gitu aja terus sampe bosen dan capek.
Anyway, tanpa menikmati ski ataupun berjalan menuju puncaknya, kami merasa sangat cukup buat memenuhi misi hari itu. Yaaah, umur juga ngga bisa bohong, sih. Makanya kami langsung menukar tiket pulang yang sudah kami beli sekalian di bawah. Meskipun kami kurang beruntung ngga bisa lihat apapun pas berangkat karena jendela tertutup salju, tapi pemandangan pulang kali itu membuat kami ngga bisa berkata-kata.
Langit yang biru, matahari yang cerah, gunung tinggi tertutup salju di depan mata, dan ribuan pohon di bawah berwarna putih. Aduh, gimana ngejelasinnya, ya? Pokoknya segala soundtrack lagu, kata-kata indah, dan apa-apa yang ingin dikenang dari tempat ini terangkum di kepala. Perjalanannya juga jadi berasa lebih singkat dari sebelumnya karena ngga sadar tiba-tiba sudah sampai lagi di stasiun utama.
Well, kalau ngomongin soal Bursa aku ngga bisa cerita banyak, sih. Selain karena waktu, kami juga saat itu hanya fokus ke satu tujuan. Tapi di pagi hari sebelum bertolak ke Istanbul, aku sempat keliling sekitar hotel dan suka banget sama atmosfernya. Tempat pertama yang aku datangi adalah Ulu Cami, The Grand Mosque of Bursa. Seperti namanya, masjidnya gede banget dan cantik! Ini adalah salah satu masjid tua yang dibangun tahun 1399, lho!
Nah, setelah dari masjid ini aku lanjut jalan lagi masuk ke pasar yang terkenal juga yaitu Koza Han. Lokasi ini paling cocok kalau kamu suka belanja terutama barang antik, kain sutra, dan tekstil lainnya. Tentu saja harus pinter tawar menawar, ya. Selain itu, kalau kamu suka banget sama wisata sejarah, banyak banget museum yang tersebar di penjuru kota.
Jadi, apakah kamu sudah siap berpetualang ke Bursa juga?
1 Comment
[…] Don’t Miss This: Wajib Lakukan Ini Kalau ke Bursa […]