Skip to content

Menjelajahi Doi Inthanon Thailand Sampai Gempor

    Melanjutkan cerita Doi Inthanon Thailand biar ngga sekedar otewe, di tulisan ini aku mau bagi-bagi sedikit info tempat apa saja yang bisa dikunjungi selama di sini. Aku runtut dari awal, ya, biar lebih gampang ceritanya!

    Berburu Sakura di Tepi Danau

    Mumpung hari belum gelap setelah aku tiba di penginapan, aku langsung menuju destinasi pertama ngga jauh dari situ. Mengendarai motor sekitar 15 menit dengan jalan menanjak, aku tiba di sebuah tempat bernama Inthanon Lady’s Slipper Orchid Under Initiative Conservation Project. I know, panjang banget namanya! Intinya ini tempat untuk konservasi anggrek gitu. Meski begitu tempat ini bukan terkenal karena anggreknya ketika kamu ketik namanya di mesin pencari. Justru yang banyak muncul adalah foto bunga sakura di tepi danau kecil gitu, kan?

    Nah, itu juga yang jadi targetku buat datang ke sini. Katanya pemandangan ini bisa didapatkan pas lagi musim dingin. Aku pikir bakal pas banget karena suhu ketika aku datang di akhir Desember itu di angka belasan derajat dan bahkan lebih rendah. Sayangnya bukan rejekiku waktu itu. Ngga ada sama sekali pemandangan bunga merah muda di seluruh pinggir danau. Adapun bunga yang mekar hanya bisa dilihat dari dekat di satu dua pohon doang. Baru sekarang aku paham kalau dulu aku datang ke sana pas pohonnya masih bersiap untuk berbunga. Musim dingin datang terlambat yang justru membuat bunga-bunga itu mekar di sekitar bulan Januari.

    Ngga apa, kok, meskipun ngga bisa lihat bunga sakura di Doi Inthanon, insyaa allaah bisa lihat yang di Jepang aamiin. Anyway, maksudku meskipun kurang sesuai sama harapan, tapi kenyataan sore itu ngga begitu mengecewakan. Pemandangan sore dengan kabut tipis yang mulai turun menutupi pohon-pohon yang menjulang juga bikin hati adem ayem.

    Puncak Tertinggi Doi Inthanon Thailand

    Setelah perburuan sakura yang gagal, akhirnya aku putuskan menaruh harap di perburuan sunrise pagi itu di puncak Doi Inthanon. Peta sudah jelas terpasang tapi aku masih belum ada bayangan akan seperti apa jalan yang akan aku lewati di depan. Dengan baju dan jaket biar ngga menggigil dingin, aku berangkat dari penginapan jam 06.30. Inget, guys, di jalan nanti akan ada pos tiket. Kalau udah beli tinggal tunjukin aja, ya. Setelah 25 menit melewati jalan yang masih gelap, berkabut dan cukup menanjak, aku tiba di titik 2157 mdpl. Tempat ini adalah salah satu viewpoint yang bagus untuk lihat matahari terbit (kalau rejeki). Kalau ngga rejeki dapat sunrise di sini kaya aku kemarin hiksss, seenggaknya masih bisa buat istirahat sebentar sebelum naik lagi selama 10 menit menuju pos terakhir. Tenang, semuanya bisa ditempuh dengan kendaraan. Ngga perlu gempor jalan kaki pokoe yeeeay!

    the highest spot in thailand

    Puas dengan kabut di depan mata, aku ngga mau putus harapan! Langsung saja tancap gas ke puncak siapa tau bisa dapet sunrise. Sekitar 10 menit akhirnya tiba juga di parkiran terakhir. Aku sejujurnya cukup bingung ketika pertama sampai di sini. Ada beberapa track yang aku sendiri ngga paham mana yang punya spot sunrise. Yaudah daripada tanya orang makin tersesat (pasa thai mai dai – ngga bisa bahasa thai) aku ngikutin track dengan palang “Summit of Doi Inthanon”. Dengan persiapan tenaga untuk tracking yang aku pikir akan lumayan, ternyata beneran lumayan banget! Maksudnya beneran lumayan pendek dan hampir ngga effort. Track ini ngga mengarah ke manapun selain ternyata rutenya balik lagi ke titik awal. Tapi yang ngga boleh terlewat adalah mengabadikan momen kalau pernah mencapai puncak tertinggi di Thailand. Sepertinya ya memang hanya seperti ini puncaknya ehehe.

    Melihat Matahari Terbit dari Menara Pandang

    Harapan masih belum tumbang, aku mau cari spot untuk bisa dapat sunrise dan pemandangan lautan awan (kok makin ngadi-ngadi lol!). Melewati tempat parkir tadi aku lihat orang-orang keluar masuk jalan kecil gitu menuju tempat semacam menara pandang yang ngga terlalu tinggi. Karena penasaran aku ikutin mereka. Akhirnya ketemu juga tempat aku bisa melihat matahari terbit dan lautan awan! Dari kejauahaaan hiksss. Ini beneran terlalu jauh sih viewnya. Bahkan kalau mau ngefoto harus dizoom baru kelihatan lautan awan yang cantik itu. Anyway, di sekitar tempat parkir tadi juga ada pasar kecil buat jajan minuman hangat, buah, dan cemilan pengganjal perut. Di spot ini ternyata ada pangkalan militer yang ngga dibuka untuk umum juga, ya!

    Ngadem di Ang Ka Nature Trail

    Cukup puas melihat matahari yang mulai terik aku jalan menuju parkiran. Tapi mataku tertuju ke sebuah palang dengan tulisan “Ang Ka Nature Trail”. Ya sudah deh, kita coba cek ada apa di jalur satu ini. Dengan panjang sekitar 300 meter, pengunjung bisa menikmati lembab dan dinginnya hutan di atas jembatan kayu. Auranya adeeem bangeet selama jalan di sini.

    Meskipun kadang aku agak sedikit parno saking padatnya hutan di kanan kiri dan jembatan yang selalu basah lengkap dengan sedikit lumut di pinggirnya. Apalagi pas itu aku lagi sendirian alias ngga ada pengunjung lain wkwkwkw. Untungnya ada burung-burung dan hewan-hewan penghuni pohon lainnya yang selalu berisik. Doaku cuma satu: jangan sampe aku ketemu ular (dan hantu hihi)!

    Keseruan di Kew Mae Pan

    Ngga ada lagi yang bisa dieksplor di puncaknya, aku turun balik lagi ke penginapan untuk bebersih sebentar dan sekalian sarapan. Rupanya baru sadar ada satu track yang terlewat yaitu Kew Mae Pan Viewpoint. Setelah cari sedikit info, aku pergi sekitar jam 11 pagi. Di tempat ini barulah pengunjung beneran merasakan tracking jalan kaki. Ohya, untuk bisa masuk harus didampingi sama guide lokal, ya! Per-guidenya bayar 200 baht, bisa dibagi beberapa orang dalam satu grup. Aku kurang tau apakah ada guide yang bisa bahasa Inggris di sini. Setidaknya mereka bisa bantu foto dan intinya nemenin biar ngga salah jalan dan hilang gitu.

    Rupanya rejeki yang ngga bisa aku dapatkan dalam bentuk pemandangan cantik digantikan dengan rejeki lain. Ngga sengaja dengan kebodohan menyoal guide tadi, aku ikutan gabung grup yang sudah ready di dekat pintu masuk. Orang yang aku pikir adalah pemandunya teriak bilang kalau kurang satu orang di grup itu, ya sudah akhirnya aku merepet dan ngikut di belakang mereka. Tanpa menunggu kami langsung mulai jalan dengan tambahan pemandu lain di depan dan belakang. Sadar dengan kemampuan diri, aku ambil posisi paling belakang. Maklum kan ngga pernah olahrga jadi jalan bentar doang auto ngos-ngosan.

    Rupanya di satu grup itu semuanya adalah turis mancanegara. Mostly rombongan ahjumma dan ahjussi, selain itu ada juga beberapa pasangan bule. Rombongan ini cukup seru terutama geng koriya yang rame banget. Ketawa dan ngobrol terus selama di jalan. Meskipun ngga paham sepenuhnya tapi aku kaya satu dua kata ngerti apa yang mereka bahas. Dan berasa lagi nonton drama live gitu wkwkwk. Long story short, ketika tiba di viewpoint dan puas foto sana sini, si pemandu yang bisa bahasa Inggris ini bilang dia akan balik lagi ke pintu masuk untuk siapin kendaraan dan makan siang. Dari sini aku mulai curiga, sejak kapan tracking kaya gini ada paket makan siangnya. Terus lagi selama perjalanan turun beberapa orang mengira aku adalah guide karena posisiku paling belakang. Ternyata mereka sadar kalau aku orang asing yang nyelip di rombongan itu. Semuanya makin jelas ketika tracking berakhir dan mereka kembali masuk ke mobil yang sudah menunggu. Rupanya mereka ini adalah rombongan dari Chiang Mai kota yang sudah bayar paket ke Doi Inthanon Thailand lengkap. Sebagai penyusup aku langsung melipir menuju parkiran biar ngga tiba-tiba diteriakin wkwkkw.

    Ohya, kebanyakan cerita soal ini aku jadi lupa bahas trackingnya sendiri, nih. Kew Mae Pan ini salah satu yang wajib buat dikunjungin, ya. Cukup ditempuh sekitar 2.5 jam dari awal sampai akhir. Sudah termasuk foto-foto di beberapa spot menarik, ya! Ada air terjun kecil, ada viewpoint yang pastinya akan bagus bangeeet kalau ngga tertutup kabut (lagi-lagi ngga rejeki), dan juga pemandangan dua stupa (tiket dan pintu masuk terpisah kalau mau ke sini). Meskipun buat aku pribadi jalan di sini bikin pegel ngilu di kaki semaleman karena udah lama ngga, tapi seriusan seru banget menikmati hutan yang adem dan pemandangannya. Plus gratis eheheh.

    Duduk Santai di Antara Bunga

    Tujuan selanjutnya hari itu sebelum sore tiba adalah The Royal Agricultural Station Inthanon. Tempat ini sebenarnya dibuat untuk tujuan penelitian tanaman dan bunga gitu. Jadi sudah pasti hal yang bisa dilihat di sini adalah bunga-bunga, pemandangan kolam, café dan ada tempat makan juga di dalam. Tiketnya sungguh murah meriah seharga 20baht saja. Aku pribadi ngga punya kesan wow di tempat ini. Intinya lumayan enak buat ngadem dan duduk-duduk gitu.

    Cantiknya Siriphum Waterfall

    Tujuan terakhir hari itu adalah Siriphum Waterfall. Sebenarnya ngga sengaja aku datang ke sini. Dari pintu keluar Royal Agriculture tadi aku lihat ada air terjun yang tinggi banget, bahkan bisa dilihat dari depan kamarku. Karena penasaran dan kata peta ngga jauh, aku putuskan buat lanjut ke sana. Beruntungnya, dari parkiran ngga butuh waktu lama untuk tiba di titik terakhir air terjunnya. Dan tentu saja jalurnya naik dan ada beberapa spot yang cukup terjal jadi harus banget hati-hati.

    Karena aku sendirian dan ngga begitu yakin sama jalurnya, ada beberapa orang lokal dan bule yang juga lewat dan mau ke sana. Modal bismillah semoga ngga kenapa-kenapa aku lanjutin jalan. Rupanya air terjun yang tinggi banget itu ngga bisa dinikmati kecantikannya dari dekat. Di tempat terakhir paling dekat dengan air terjun itu aku ngga menemukan jalan lagi ke atas, ataupun untuk main air terjun dari bawah. Bahkan banyak yang ketutup daun kering dan ranting batang pohon tumbang.

    Ladang Krisan di Doi Inthanon Thailand

    Wah, panjang banget, ya, tulisan kali ini. Mari kita tutup dengan senangnya aku menemukan pertanian bunga krisan di bawah air terjun tadi. Dengan sedikit nekat aku lewat pintu masuk di dekat rumah pemiliknya yang lagi kosong. Dengan sangat kegirangan aku lihat di depan mata bunga krisan yang lagi mekar berwarna putih dan kuning banyak sekali. Ohya, di Doi Inthanon ini memang banyak banget ya perkebunan krisan yang bisa ditemukan di pinggir jalan gitu. Kalau kamu bermalam di sini, bisa banget ditandai dengan banyaknya lampu yang menyala untuk bunga-bunga ini.

    Satu hal terakhir, deh, seriusan terakhir ini eheheh. Kalau kamu ngga gempor duluan kaya aku, di sepanjang jalan Doi Inthanon Thailand ada banyak lokasi air terjun. Tapi ya gitu aku kurang paham kaya gimana, jalannya jauh atau ngga dan sebagainya. Tapi ada beberapa tempat yang sepahamku bisa buat pasang tenda.

    Semoga ngga capek baca tulisanku, ya!

    Happy traveling!

    Leave a Reply