Error: No feed found.
Please go to the Instagram Feed settings page to create a feed.
Green Tour Cappadocia adalah jawaban dari kegabutan kami di hari kedua di Goreme. Kamu pasti bakal lebih paham setelah baca dramanya di postingan sebelum ini. Selain ngga lagi terpapar angin musim dingin yang menyesakkan, ada beberapa hal yang membuat kami bersyukur mengambil Green Tour – yang menurutku mihil ini ehe~
Ngga usah risau dan galau kalau kamu ngga ambil paket tur dari Indonesia ke Turki. Semua bisa dihandle sendirian asal telaten buat ceki-ceki. Di Cappadocia, yang notabene adalah daerah wisata, ada banyak sekali pilihan agen tur yang bisa ditemukan. Ngga mau keliling buat cari ya bisa banget tanya ke pihak hotel, seperti yang kami lakukan kemarin. Maklum turis tanpa itinerary lengkap ya gini.
Nah, ada banyak sekali jenis paket wisata yang ditawarkan, diantaranya yang terkenal adalah; red tour, green tour, dan blue tour. Yang membedakan antara ketiganya adalah daerah yang dicover, durasi, dan tentu saja harga. Kami memutuskan mengambil Green Tour Cappadocia yang mencakup daerah lebih luas dengan durasi yang lebih lama. Ini sih ngga mungkin banget kami datangi sendiri karena lokasinya yang lumayan jauh.
Dengan harga €40 (sepertinya ada yang lebih murah dari ini) kami dipandu Turgay – tour guide kami saat itu – keliling Nevsehir selama kurang lebih 7 jam bersama 10 orang. Harga tersebut sudah termasuk tiket masuk, makan siang, dan tentu saja kenalan baru. Tapi satu hal yang kamu harus siap konsekuensinya kalau ikutan tur, ngga bisa nyantai karena diburu waktu.
Tempat tujuan yang dicakup Green Tour Cappadocia antara lain Esentepe Viewpoint, Uchisar Castle dan Pigeon Valley, Ihlara Valley dan Belisirma Village, Underground City, dan ditutup dengan Selime Cathedral. Sebenernya ada bagian shopping juga, sih, tergantung waktu dan kesepakatan bersama kalau ini. Untungnya geng kami waktu itu ngga ada yang minat belanja jadi skip, deh. Alhamdulillah hemat eheheh. Eh iya, kurang lebih tempat tujuannya akan sama antar agen wisata tapi urutannya yang bisa jadi beda.
Baru sebentar berkendara kami sudah tiba di tujuan pertama, Esentepe Viewpoint. Tempat ini adalah titik di mana kita bisa melihat pemandangan Goreme. Kalau aja ngga ikutan tur dan pas bukan winter, enak banget bisa ngeteh di sini sambil nikmatin bukit-bukit berbatu cantik di Goreme. Cerita dari Turgay tentang asal mula nama Cappadocia dan sejarah terbentuknya bebatuan itu mengalir di sini. Dari Turgay juga aku tahu bahwa ternyata Cappadocia tempatnya luas banget. Info seperti ini sudah pasti tersedia di gugel, tinggal pilih mau baca dari sumber yang mana. Yet, hey, lemme tell you, it hits differently when you listen to it directly there hiyaaa~
Meskipun memasukkan Uchisar Castle ke dalam listnya, tapi konsep di Green Tour hanya memandangnya dari kejauhan. Iya, kami justru berhenti di Pigeon Valley dan melihat puncak Uchisar dari sini. Ngga tau juga kalau di Blue Tour, ya, karena Uchisar juga masuk ke daftar destinasinya juga. Ensure this before deciding, ok?
Seperti namanya, untuk Pigeon Valley kamu akan menemukan banyak sekali burung dara berkeliaran di sana secara bebas. Bebatuan berlubang di seberang tempat kami berhenti adalah tempat tinggal burung-burung tersebut. Selain itu ada juga burung emprit atau biasa disebut juga burung gereja. Sekilas kami mbatin (ngomong dalam hati), ini burung banyak banget di Indo, ngga ada yang jadiin atraksi gini. Ya iyalaaah, di Indonesia kan ngga ada background bukit-bukit cantik kaya di situuu wkwkwkkw. *abaikan
Setelah dari dua tempat tersebut, perjalanan jauh dimulai. Kami menuju Kaymakli yang berjarak kurang lebih 26km dari Goreme. Di tempat ini kami akan mengunjungi Undergorund City. Sebuah peninggalan kota bawah tanah jaman dulu yang keren banget. Sebelumnya Turgay sudah mengingatkan bahwa tempat ini ngga disarankan untuk mereka yang memiliki claustrophobia – takut berada di ruang sempit. Ya maklum sih, namanya juga underground, berarti pengunjung harus masuk ke bawah tanah dengan luas terbatas.
Kota ini dibangun sedalam kurang lebih 85 meter dengan beberapa tingkatan dan bisa menampung sampai 20ribu orang pada jaman itu. Emejing, kan? Tapi, karena sudah cukup lama dibangun, sekarang hanya dibuka kurang lebih seperempatnya saja untuk wisata. Sisanya ditutup karena sudah hancur. Tapi ngga usah khawatir, meski masuk ke dalam bawah tanah, suasananya ngga pengap banget. Ventilasi di sini dibangun dengan baik dan menurutku cukup sejuk malah. Walau begitu kamu harus siapin fisik yang kuat ketika ke sini, ya. Jangan kaya aku yang bentaran doang udah engap karena harus jalan nunduk terus wkwkwkw.
Mengunjungi Underground City bakal eman banget kalau ngga pakai tour guide atau mungkin bisa sewa audio guide kalau ada. Kok gitu? Ya sayang banget ngga sih kalau masuk dan hanya menikmati bebatuan dengan penunjuk tulisan tanpa penjelas. You will be surely clueless. Selama tur ke bawah tanah yang ngga lama itu, ada perasaan takut dan takjub pas dengerin cerita Turgay. Ditambah lagi pas balik keluar dan melihat rumah-rumah berdiri seperti umumnya. Kaya jadi mikir, seriously, ak barusan dari kota bawah tanah, lho, yang ngga keliatan sama sekali dari atas. Subhanallaah~
Tempat tujuan selanjutnya yang jadi alasan kenapa kami mengambil Green Tour adalah Ihlara Valley. Dan yes tempat ini emang enak banget dan bagus viewnya. Apalagi kalau musimnya pas jadi pemandangannya tebing yang tinggi, sungai, dan pepohonan yang ijo sejuk. Paket komplit biar ngga hanya liat bebatuan doang di Cappadocia ehehe~ Sayangnya kami pas winter jadi pemandangannya di satu warna, coklat doang. Btw, untuk bisa menikmati tempat ini ada dua opsi pintu masuk. Pertama dari Ihlara turun ke bawah dan tracking sejauh kurang lebih 4km untuk sampai di Belisirma Village. Pilihan kedua adalah sebaliknya, yang artinya harus menanjak naik tangga untuk bisa sampai di parkiran. Kalau berangkat sendiri alias tanpa sopir, berarti harus balik lagi ke tempat masuk awal, dong? Kayanya begitu.
Satu hal yang cukup disayangkan pas di sini adalah kami ngga begitu bisa enjoy pemandangan yang cantik banget hari itu. Alasan utamanya tentu saja adalah waktu yang sudah cukup sore. Padahal nih, ya, sikonnya enak banget buat nikmatin view sambil dengerin air sungai. Belum lagi pas mulai masuk ke Belisirma akan ada beberapa warung di atas sungai yang bisa buat sekalian istirahat. Ohya, paket makan dari Green Tour Cappadocia juga dikasih pas di sini, ya. Jadi konsepnya makan di pinggir sungai, gitu.
Selama tracking, bukan hanya bisa menikmati sungai di samping, tapi kalau mendongak sedikit dan liat tebing-tebing di kanan kiri akan ada lubang-lubang di beberapa titik. Ini oleh penduduk jaman dahulu dipakai buat gereja dan juga tempat menyimpan bahan makanan. Kayanya bakalan seru kalau ada tur khusus masuk lebih ke dalam Belisirma Village dan lihat rumah-rumah penduduk di tebing-tebing itu.
Perjalanan kami hari itu ditutup dengan menikmati sunset di Selime Cathedral. Tempat yang entah jadi inspirasi film Star Wars karena lanskapnya atau memang dipakai buat syuting aslinya, I couldn’t find the right info about this, though. Awalnya Selime adalah gereja yang dibangun dua tingkat dengan beberapa bagian. Kemudian tempat ini dijadikan sebagai tempat singgah para pedagang atau pelancong yang lewat di sepanjang jalur sutra. Kamu bisa eksplor tempat ini dengan naik dan masuk ke cerukan batuannya. Kalau capek tinggal duduk di kursi yang ada di sana sambil nikmatin sunset dilengkapi tebing mirip di Ihlara Valley di kejauhan dan rumah-rumah penduduk.
Di perjalanan kembali ke Goreme bersama matahari yang semakin hilang, lagi-lagi selalu sempetin syukur karena udah bisa sampai di tempat-tempat tadi. Meskipun balon udara gagal terbang, tapi ngga ada rasa nyesel sama sekali ambil Green Tour Cappadocia hari itu.
2 Comments
Masyaallah, udah ke goreme. Ana aja masih planing-planing trus belum kesampaian sampe sekarang.
lohalaah kan deket dari sudan, tinggal lompat doang eheheheh