Menurutku ada tiga jenis tempat yang orang kunjungi ketika travelling. Pertama adalah tempat yang udah masuk list dan diidam-idamkan. Kedua adalah tempat yang ngga sengaja didatengin karena ngga sengaja nemu dan ternyata bagus. Terakhir adalah tempat yang terpaksa dikunjungi karena satu lain hal. Changi Beach Park masuk kategori ketiga yang kemudian naik ke level dua.
Pantai satu ini sama sekali ngga masuk radar kami sejak jauh sebelum berangkat. Tapi tiba-tiba muncul di peta dan berhasil menyelamatkan kami saat itu. Bukan karena sengaja lewat trus nemu gitu. Bukan sama sekali. Tapi sengaja kami datangi to kill the time. Wait, bukannya di Singapore waktunya mepet, kok sempet kill the time? Jadi gini, mungkin bisa ditengok dulu cerita pas di bandara di tulisan sebelumnya, biar nyambung kita ehehe.
Menuju Changi Beach Park Penuh Dilema
Sebagai backpacker yang sedikit bau-bau ngegembel, yang literally belum punya tempat istirahat, kami terpaksa memilih tempat terdekat untuk leyehan tanpa ribet bawa gendongan di punggung. Kalau harus city tour pasti bakal capek banget karena harus jalan. Kalau mau abisin waktu di transport ya kenapa juga, semakin capek, to? Lagian wajah kucel mana mungkin dipake nampang.
Jam masih pagi, belum genap pukul 07.00, sedangkan check in hotel masih setengah hari lagi. Kartu sakti STP sudah di tangan. Kami maksimalkan internet bandara untuk mencari rute. Jaraknya ngga jauh sebenernya kalau dilihat di peta, sebelahan malah. Maklum lah, karena emang ngga tau dan males ilang-ilang kami putuskan ngikut peta. Dah anak baru ngga boleh banyak tingkah pokoe.
Ya sudah kami berangkat naik MRT ke terminal Tampines dan pindah bus menuju ke Changi Beach Park. Percayalah, you need internet like everytime! Kami ngga begitu paham dengan kode bus yang banyak sekali. Beberapa kali cek papan rute tapi emang dasarnya gak pinter baca kali, ya, jadinya hampir-hampir salah naik. Beruntungnya internet terminal masih mau nyantol meski penuh usaha. Dah mulai panas dan esmosi itu, mah. Cuma di tahan aja, belom sarapan bund.
Changi Beach Park adalah Keputusan Tepat
Dengan campur tangan GPS a.k.a penduduk sekitar, kami menemukan bus yang pas. Perjalanan pagi itu menyenangkan dan tenang sampai-sampai 30 menit tak terasa. Ketika turun, angin laut seketika menyambut kami. Taman yang luas, laut dengan kapal besar mengangkut kargo mulai nampak dari kejauhan. Kami melihat banyak sekali aktifitas di sana. Memancing, jogging, jalan santai, dan gowes.
To be honest, I didn’t regret that decision. Auto ngantuk trus leyehan atas rumput aja gitu. Sungkan? Bodo amat lah, ketemu mereka ngga dua kali ini, to. Yang penting lurusin punggung dan kaki. Beuuhhh nikmat bener! Jadi sok ngide bawa tenda bobok situ aja berhari-hari. Ngga usah sewa hotel wkwkwk. Setelah sedikit balik tenaganya, kami mulai berjalan menyusuri pantai. Matahari mulai tinggi, dan pantai mulai ramai. Anak-anak sekolah terlihat sedang berkumpul. Beberapa perahu mulai terlihat memenuhi mata. Pun dengan mereka yang piknik ria.
Please, Take This Suggestion!
Lemme tell you something. Don’t be amazed too much about something new, cz you will miss the others. Begitulah yang aku rasakan. Dulu udah bahagia aja gitu sekaligus ngga nyangka bisa nyampe di Singapore. Negara yang belom pernah terpikirkan untuk didatangi. Tapi karena udah pewe banget gitu, jadinya ngelewatin beberapa spot yang ternyata ngga begitu jauh dari situ dan bagus. Taunya ya pas nulis ceritanya gini, jadi liat-liat lagi dan kaya LAH KOK AKU GA KE SINI KEMAREN. Dasarnya males dan mager juga emang. Dah tau kalau belum tentu setahun sekali ke situ, yak, tapi ngga dimaksimalkan eksplorenya. Emang gitu, anaknya neriman banget hahahah.
Oh, btw, kalau kamu di kondisi yang sama kaya kami *semoga sih ngga* mungkin bisa dateng ke tempat ini. Selain gratis dan deket, tempatnya worth it buat dikunjungin emang. Lebih enak lagi sekalian take away sarapan atau kopi gitu, mantep endolita dah pasti!