Menjadi seorang muslim traveler di negara yang mayoritasnya bukan muslim membawa tantangan tersendiri. Mau mupeng kaya gimana pun sama makanan yang amat sangat menggoda iman, tapi kalau ngga ada certified atau setidaknya logo halal, aku pribadi lebih memilih skip. Begitulah yang sejauh ini aku rasakan ketika berburu makanan halal Singapore. Selama kurang lebih tiga hari di sana, selain karena budget yang minim, kami juga begitu selektif memilih mana yang patut dicoba dan ngga. Salah satu tips yang mungkin bisa digunakan adalah rajin-rajinlah cek review di Google. Setidaknya dengan melihat menu di sana, aku bisa memutuskan apakah makanan itu worth to try atau ngga.
Evertop Hainanese Chicken
Salah satu makanan yang ngga boleh terlewatkan adalah Hainanese Chicken atau Nasi Ayam Hainan. Sebagai kuliner yang sering dikaitkan khas dengan Singapura, maka sudah sepatutnya to makanan ini masuk ke bucket list. Nah, maka dari itu, dengan bodohnya, tanpa mempertimbangkan jarak kami pergi ke Clementi. Terletak di antara gedung apartement, kami dengan sumringah bahagia memasuki kedai ini. Tempatnya cukup luas dan rindang. Masih belum begitu ramai saat itu menjelang jam makan siang.
Setelah memesan beberapa menu yang menjadi andalan, kami duduk dan menikmati angin semilir sambil menunggu pesanan datang. Tidak ada yang istimewa dari tempat ini, tapi semoga makanan yang kami pesan tidak mengecewakan. Tak lama dua porsi nasi hadir di depan mata. Diikuti oleh masing-masing satu porsi Hainanese boneless steamed chicken, roasted boneless chicken, dan fried wanton. Oh, karena tergoda melihat menu yang disajikan di meja sebelah, kami memesan thai fried tofu.




Kesan pertama yang kami rasakan setelah suapan pertama adalah makanan ini cukup tasteless. Meskipun dari resep yang beredar nasi ini dicampur dengan kaldu ayam ketika dimasak, tapi menurutku pribadi rasanya agak nanggung, ngga yang kuat banget. Meski begitu tetap memberikan sedikit rasa, kok. Nah, untuk menu utamanya, aku lebih suka yang roasted chicken daripada steamed. Meskipun steamed chicken ini lebih lembut dan juicy, tapi aku lebih suka tekstur yang roasted karena ada rasa garingnya, gitu. Untuk fried wanton, to be honest, nothing special from this food. Berasa makan gorengan di bakso gitu, tapi kulitnya lebih tebel doang. Menu terakhir yang ngga pernah kami sesali adalah thai fried tofu. Tahu goreng dengan bumbu kecap kacang ini pas banget dipake buat penutup atau cemilan. Tahunya itu lho, seriously lembut banget, ngga kaya tahu bulat yang kopong tengahnya ehehehe.
Hjh Maimunah Restaurant and Catering
Tempat makan yang berani aku rekomendasikan adalah ini. Sebenernya waktu itu kami ngga sengaja lewat depan resto ini ketika jalan-jalan di Kampong Glam dan Bugis. Pas kebetulan lihat, dalam hati bertanya-tanya kok rame banget, dan udah pasti dari namanya kami yakin ini aman. Jadi tanpa pikir panjang kami masuk.
Tempatnya luas dan bersih, that’s the first thing I noticed. Selanjutnya ketika mata pindah ke makanan yang berjajar khas warteg ala Indonesia itu, kami langsung kalap dan bingung harus pilih yang mana. Dilihat dari penampakan dan namanya ngga beda jauh sama masakan Indonesia, and we were happy for that. Menunya bisa dibilang sangat lengkap dari banyak jenis sayur, ikan, tumis dan termasuk ada beberapa pilihan kudapan manis di etalasenya. Oh ya, kita ngga bisa ambil sendiri ya, jadi tinggal tunjuk nanti mereka akan taruh di piring kita. Dan yang udah pasti jadi alasan kenapa tempat ini wajib masuk daftar kalau kalian ke Singapore adalah karena restaurant ini sudah menerima beberapa awards dan menurutku udah jelas terpercaya.


Hemm, iya sih ngga banyak yang bisa direkomendasikan soal makanan halal Singapore, karena maklum kantong backpacker harus agak sempit. Maksutnya sempit kalau harus keluarin banyak dan coba banyak kuliner di sana. Maybe next time bisa menjelajahi lebih banyak!