Skip to content

Tea House Chiang Rai Dengan Es Krim Endolita

    Bisa dibilang aku bukan penikmat teh. Kalau disuruh pilih tentu kopi menurutku lebih enak. Tapi bukan berarti aku ngga suka, mungkin belum jadi salah satu penikmatnya kali, nih. Makanya pas diajakin buat pindah kerja hari itu, aku berangkat juga meskipun mendung gelap sudah menggantung dari pagi hari. Rupanya itu keputusan yang tepat. Sekarang tea house di Chiang Rai ini jadi tempat favoritku.

    Berangkat siang hari dari kampus, cuaca masih terlihat mendukung. Sebagai penumpang kursi belakang, aku bertugas kasih komando rute seperti yang disarankan gugel. Sayangnya ia kurang pengertian hari itu. Sudah tau musim hujan, bukannya dilewatkan jalan aspal yang mulus anti becek, justru kami diberi rute tercepat dengan kondisi yang berbeda total. Rute jalan tikus dengan kombinasi off road, dorong motor dan blusukan malah berakhir di jalan antah berantah yang ngga bisa dilewati sama sekali. Alhasil kami harus putar balik lewat jalan yang normal.

    Ngga berhenti di situ, karena blusukan ngga jelas ini kami malah dibuat basah kuyup karena hujan deras yang tiba-tiba. Ngga ada tanda-tanda akan segera reda akhirnya kami terpaksa nekat menerjang hujan dan tiba di lokasi dengan basah kuyup terutama dari kaki ke bawah. Sungguh apes otw hari itu.

    Padahal bisa dibilang lokasi yang kami tuju bukan tempat di tengah pegunungan yang ngga jelas, guys. Yaaah, bener juga kalau tempatnya sedikit nyempil dari jalan raya besar yang ramai. Semacam di tengah desa gitu dengan jalan yang belum aspal. Tempatnya pun semacam rumah biasa dengan halaman yang luas. Yang bisa dipakai nongkrong kalau sore, dan ada tempat kecil untuk pembuatan gerabah.

    Anyway, ketika sampai di pintu masuk, bau enak dan wangi langsung menyerbu hidung. Baunya semacam kukis yang baru keluar dari panggangan. Auto tergoda dan pengen segera menikmati waktu di dalam (dengan celana basah sampai netes airnya lol).

    Ketika masuk, ruangan luas langsung menyambut. Kaca lebar di sisi kiri jadi pemandangan paling menggoda dengan rumput hijau basah dan hujan yang masih belum reda. Kursi kayu besar dan panjang di tengah dan beberapa kursi yang tertata rapi tidak jauh dari situ hampir kosong melompong. Mungkin karena hujan atau memang sudah beranjak sore makanya ngga begitu banyak pengunjung.

    Tepat di dinding seberang dengan pintu masuk ada rak produk-produk yang bisa jadi oleh-oleh. Ada teh tentu saja, pilihan kopi, madu dan beberapa lainnya. Di sisi kanan pintu masuk ada bar yang luas dengan tatanan yang rapi. Setelah beres dengan perintilan di kursi, aku beranjak untuk memesan. Ohya, terakhir aku datang ke sini mereka ngga menerima cash, ya.

    Ada beberapa teh yang bisa jadi pilihan. Karena datang bertiga, maka sudah pasti tidak ada minuman yang sama, biar bisa saling icip. Ray sudah datang lebih dulu dan memesan House of Magic, teh dengan aroma lemon. Aku memutuskan mencoba Jardines des Fleurs, teh aroma bunga mawar yang kuat. Hedwig memutuskan memesan Kamomthai, teh dengan aroma cookies yang sudah tercium sejak datang tadi. Dari ketiga ini aku paling suka rasa yang mawar, tapi bau cookies malah bikin aku pengen makan tehnya eheheeh. Iya, bukan diminum tapi dimakan.

    Ohya, untuk tehnya nanti disajikan di teko pakai gelas kecil gitu. Bisa di refill kalau habis, bisa sampe melembung dan beser karena teh wkwkwk. Dan enaknya, kami ngga pakai gelas yang sama untuk icip-icip rasa teh yang lain. Jadi di satu meja ada 9 gelas kecil untuk 3 orang wkwkwk.

    Selain tentu saja pesen tehnya, yang ngga boleh ketinggalan adalah wajib pake banget cobain es krim. Kemarin pas ke sana, ada tiga rasa yang available. Dan memutuskan mau pilih rasa yang mana adalah keputusan yang sungguh amat susah. Buat yang satu ini ngga rela bagi-bagi tapi mau coba semua rasa tapi juga boncos kalau beli semuanya. Ngerti kan galaunya? Akhirnya dengan pertimbangan matang dan setelah icip semuanya, aku mantap pilih green tea my laav dan butterfly pea dengan potongan kacang di dalamnya. Ini bukan rasa es krim yang sangat creamy dan terlalu manis sampai bikin eneg makanya syupeeer enaaaak!

    Okay, dari tadi aku udah cerita ke sana sini soal tempatnya tapi aku lupa kasih tau namanya wkwkwkw. Kalau mau datang tinggal ketik dan cari aja Sawanbondin Farm and Teahouse. Pemiliknya tau banget soal teh, tapi ngga tau lancar bahasa Inggrisnya atau ngga. Tapi kalau sekedar tanya soal menu semua pegawainya so far cukup membantu, kok!

    Happy traveling!

    Leave a Reply